Sabtu, 15 Juni 2013

MATEMATIKA SEDEKAH

terhadap ustad Yusuf Mansur saya memberi respon positif. Saya mengikuti ceramah, diskusi, maupun obrolan dari ustad ini di televisi. Kata-katanya sederhana namun bernas dan mengena di hati. Ustad Yusuf Mansur mengusung tema “shadaqoh” atau sedekah dalam setiap dakwahnya. Dia mengajak ummat Islam untuk rajin bersedekah. Sebagian besar ummat Islam memahami sedekah adalah sebuah pemberian secara ikhlas untuk membantu orang dhuafa, misalnya memberi sedekah kepada pengemis, anak yatim, orang miskin, dan kaum papa lainnya. Setelah memberi sedekah umumnya kita melupakan pemberian tadi dan menganggap sedekah sebagai hal yang biasa saja. 
Tapi, di “tangan” ustad Yusuf Mansur, makna sedekah (giving) lebih dari sekedar memberi. Dia menulis di dalam bukunya, The Power of Giving, tentang manfaat bersedekah. Sedekah tidak hanya untuk mensucikan harta, tetapi juga dapat menghapus dosa, memperoleh ampunan Allah, mendapatkan ridha dan kasih sayang dari Allah, memperoleh bantuan dari Allah, dan memakbulkan doa-doa. Dia menjelaskan konsep yang bernama “matematika sedekah”. Konsep matematika sedekah tidak sama dengan matematika yang kita kenal. 
Dasarnya ada pada Al-Qur’an Surat Al-An’am ayat 160 dimana Allah menjanjikan balasan 10 kali lipat bagi mereka yang mau berbuat baik (bersedekah adalah salah satu perbuatan baik):
Barangsiapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). 
QS. Al-An’am (6) : 160
Begini konsep matematika sedekah itu (dikutip dari sini)

Menurut pelajaran matematika yang kita kenal di sekolah dasar,
10 – 1 = 9,
tetapi, di dalam matematika sedekah,
10 – 1 = 19,
sebab setiap kali kita bersedekah dengan memberikan satu unit rizki (harta) kita, Allah akan menggantinya (membalasanya) 10 kali lipat.
Jika matematika sedekah itu dilanjutkan, maka kita memperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:

10 – 2 = 28
10 – 3 = 37
10 – 4 = 46
10 – 5 = 55
10 – 6 = 64
10 – 7 = 73
10 – 8 = 82
10 – 9 = 91
10 – 10 = 100
Jadi, setelah 10 unit harta kita habis disedekahkan, maka kita memperoleh balasan dari Allah SWT 10 kali lipat dari semula, yaitu 100 unit. Matematika sedekah ini juga menjelaskan bahwa seseorang tidak akan jatuh miskin karena sering bersedekah, sebaliknya rizkinya makin bertambah. Subhanallah. Karena itu tidaklah perlu seseorang mempunyai sifat pelit atau kikir kepada orang lain.
Apakah balasan dari Allah SWT yang 10 kali lipat itu? Apakah berupa rezki yang jumlahnya 10 kali lipat dari harta yang kita sedekahkan? Wallahu alam, bisa begitu atau dalam bentuk yang lain, hanya Allah yang tahu. Balasan dari Allah SWT bisa berupa bantuan yang tidak terduga datangnya, bisa juga berupa dikabulkannya doa dan keinginan yang selama ini selalu dipinta. Ustad Yusuf Mansur menghadirkan kisah orang-orang yang mendapat anugerah tidak terduga karena kebiasaan bersedekah. Ada tukang bubur ayam keliling yang mendapat hadiah naik haji, ada wanita yang sudah “pertu” (perawan tua) mendapat jodoh, ada orang yang terlilit hutang yang ditolong orang lain sehingga hutangnya lunas, dan sebagainya. Ini membuktikan bahwa memang Allah SWT membalas pemberian ummat-Nya dengan balasan yang tidak pernah ia bayangkan. 
Satu hal yang pasti, Allah SWT sangat menyayangi ummat-Nya. Bersedekah atau memberi dapat mengijabah doa dan memudahkan banyak urusan. Memberi itu memang menakjubkan, giving is amazing
-semoga kita dapat mempercayai & mengikuti pelajaran ini-

Selasa, 12 Maret 2013

Tips Mengobati Penyakit BI Checking

Tips Mengobati Penyakit BI Checking

Judul dari posting ini biasanya sering di tanyakan oleh nasabah saya. Biasanya mereka pusing dengan pertanyaan; "Aduhhh Rix, gimana ini... Om sudah masuk BI Checking nih???" Terkadang sudah masuk BI Checking, kondisi si nasabah di perparah karena sudah masuk Black List BI. Entah selain karena kredit macet, bisa juga karena punya multiple ID atau karena kena 3 kali tolakan cheque kosong, dsb dsb... Mampus dah lo! Hahaha..

Nah, menyambung mengenai posting sebelumnya mengenai BI Checking. Kali ini gue akan bahas solusi mengobati BI Checking ini. Tapi ada masalahnya juga sih, solusi ini biasanya hanya berlaku untuk fasilitas kredit kelas teri seperti Kartu kredit atau KTA. Kalau sudah Kredit Modal Kerja atau Kredit Pemilikan Rumah yang bermilyar - milyar gitu sih.. waaa.. susah itu... X___x"

Langsung saja...

_____________________________


Solusi Mengobati BI Checking

Berikut beberapa solusi singkat dari pengalaman gue pribadi, antara lain :
  1. Kalau teman - teman masuk BI checking hanya karena masalah sepele seperti biaya materai Rp. 6,000,- yang menggulung - gulung dan karena bunga berbunga jadi besar. Ya sudahlah, lunasi saja. Walau mungkin teman - teman kekeuh itu bukan salah teman - teman, ya mau gimana lagi? Daripada urusan panjang, ya sudah bayar saja. Hal ini pun berlaku untuk tunggakan - tunggakan besar yang lain.
  2. Setelah melakukan pelunasan. Mintalah surat pernyataan lunas dari bank yang bersangkutan. Lengkap dengan cap dan tanda tangan pejabat terkait. Kalau ga mau kasih surat pernyataan, tampol aja orang banknya. Emangnya dikira segampang itu apa selesainya. Jangan mau percaya kalau tidak ada pernyataan tertulis.
  3. Jika belum ada proses pengaplikasian fasilitas kredit di bank lain, santai saja. Dan katakanlah pinjaman teman - teman dalam fasilitas kelas teri seperti kartu kredit, tunggu kurang lebih 6 bulanan. Nanti teman - teman sudah bisa apply fasilitas kredit lagi. Tapi kalau sudah kelas berat seperti KPR, KRK, dsb.. bisa nunggu 5 - 10 tahun deh. Makanya hati - hati yak. ;)
  4. Pastikan di laporan BI Checking teman - teman itu sudah ada tanda # (pagar/ster) di kolom fasilitas kreditnya. Ini berarti pernyataan dari pihak bank bahwasanya si nasabah sudah melunasi kewajiban/hak tanggungan-nya atas fasilitas kredit tersebut.
  5. Kalau teman - teman sedang ingin apply fasilitas kredit dan kemudian bankers teman - teman bilang ada masalah di BI Checkingnya, janganlah teman - teman langsung ngamuk. Coba tanya masalah di BI Checkingnya itu dalam bentuk apa? Kalau bisa diperbaiki seperti di point 1, ya segera perbaiki. Kemudian tanya si bankers juga, bisa di mitigasi untuk minta deviasi (memo penyimpangan) ga?


  6. Carilah Bankers yang helpfull. Kalau bisa yang sepi nasabah, jadi dia semangat kejarin fasilitas kredit si nasabahnya. Bankers jenis ini biasanya banyak di temui di cabang kecil. Soalnya sepi order. Hahaha..

    Yang teman - teman harusnya tahu itu, pada kenyataanya para bankers teman - teman itu di target sama banknya. Dan target itu besar sekali, sampai stress para bankersnya. Asli gue bukannya curhat, tapi begitulah keadaannya. ^.^v

    Karena itulah juga, si bankers pasti pengennya juga nge-goal-in fasilitas kredit teman - teman. Supaya dia juga bisa achieve targetnya. Kecuali kalau bankersnya teman - teman ini sudah laku dan nasabahnya kebanyakan. Males dia habisin waktu untuk orang ga penting dan bermasalah. Bankers sejenis itu biasanya ada di cabang yang sudah besar. Males kan kalau bolanya sudah di dia. Bisa sotoy bankers beginian biasanya. Wekekeke...
  7. Kalau teman - teman belum atau baru akan menikah, gunakan akte pisah harta. Bahkan yang sudah pisah harta sekalipun bisa di bikinkan akte pisah harta. Betul, pisah harta! Ini bukan masalah harta gono gini, warisan, ini punya gue atau punya lu. Tapi ini soal nasib fasilitas kredit. :'))

    Walau pada kenyataanya saat apply kredit data pasangan kita juga akan di periksa lewat BI Cheking, akan tetapi saat kita punya akte pisah harta setidaknya secara hukum resikonya di pecah menjadi masing - masing individu, bukan pasangan. Jadi si bank ga bisa mengikat hak tanggungan pada pasangan teman - teman. Simplenya, nyawa teman - teman jadi ada dua.

    Kalau BI Checking data kita berantakan dan tidak bisa apply fasilitas kredit pakai nama kita. Pakai saja nyawa kedua, yaitu data pasangan teman - teman. Hahahaha.. Bukannya mau memanfaatkan yah, tapi mau gimana lagi???

    Kalau sudah ada di titik ini, palingan balik ke si bank nantinya. Mau percaya atau tidak. Kalau percaya, artinya teman - teman beruntung. Kalau engga, ya sudahlah. ^^

    Yang menjadi masalah, bank itu kan orang komite kredit dan risk controlnya pinter - pinter. Mereka tidak akan setolol itu untuk mempercayai teman - teman. Mereka pasti mikirlah kearah sini. Itulah sebabnya, trick ini cenderung berguna untuk fasilitas kredit yang tidak terlalu besar. Kartu kredit bisa menggunakan trick ini. ;)
  8. Terakhir.. Kalau teman - teman sudah stress karena kredit sudah macet, ga bisa apply kemana -mana karena nilai BI Checking berantakan, ditambah di terror debt collector pula. Kesiannn deehh looo.. X___x" ...

    Janganlah bersedih, stress dan takut. Karena pada dasarnya tiap bank itu punya program restrukturisasi pinjaman si nasabah. Bank juga kan sebenarnya ga mau kalee nasabahnya bermasalah. Belum ributnya, belum bayar biaya outsource debt collector-nya, belum biaya pengadilan dan biaya - biaya lainnya. Bisa ikut - ikutan stress juga dong si bank nantinya. ^^"

    Sekali lagi, mintalah mitigasi. Tanyakan pada si bankers, apa yang bisa dilakukan. Karena pada dasarnya, bisnis departemen kredit di bank itu tidaklah sekaku yang kita kira. Apa - apa bisa di minta deviasinya. Apa - apa bisa di eskalasi. Percaya deh ma gue. Yang penting positive thinking aja. Fokus pada solusi, jangan pada masalah teman - teman. Dan tidak ada yang bilang ini gampang. Tapi berpikir positif itu worthed. ok. ;)
Kira - kira sekian teman - teman. Yuk lanjut ke post berikutnya. ROCK ON! :D \m/
http://rockinbanker.blogspot.com/2011/10/tips-mengobati-penyakit-bi-checking.html